Boneka untuk Fitri

Namaku  Yoyi...aku boneka ulang tahun yang jelek. Dan aku tidak terkenal. Tidak seperti Teddy atau Pooh, entahlah. Aku teronggok begitu saja di gudang mainan. Tepatnya aku ini barang bekas. Dan kakiku sudah buntung. Dulu, aku memiliki Viana, seorang yang mengambilku di toko mainan, ketika dia ulangtahun. Tapi beberapa tahun kemudian, dia membuangku. Yah, karena dia memiliki barang yang baru. Yang lebih bagus.



   Aku hanya bisa menangis. Di tempat gelap itu. Aku sendiri. Aku berjalan terseok-seok dan hanya menatap ke jendela luar yang kusam. Kadang-kadang aku hanya berbicara sendiri dengan rintik hujan. Kenapa nasibku seperti ini. Aku hanya diejek oleh tikus-tikus dan juga kadal yang menghuni rumah gudang itu.

  “Mati saja kau,..tidak ada gunanya kau hidup, mandang kamu saja, buat kami sumpek di sini,” kata tikus sambil terkekeh dan seolah mengusir aku.

    Aku menudukkan wajahku. Aku beringsut masuk ke lemari tempatku. Lemari tua dan patah kakinya. Lemari miring itu adalah tempat tinggalku. Kaca yang retak adalah temanku.
      
    Aku hanya bisa menangis.
     
   Minggu itu. Aku terkejut. Ada yang membuka pintu gudang itu. Tikus-tikus lari ketakutan. Mereka sembunyi di lobang-lobang. Sementara itu, aku melihat anak kecil laki-laki memakai topi pet. Baju anak itu lusuh dan beberapa ada yang sobek. Anak itu menatap ke lemari dan aku tercengang. Anak itu menatap ke arahku. Ia lalu tersenyum. Anak itu menghampiri lemari itu. Aku tidak bisa lari. Anak itu mengulurkan tangannya dan mencengkeramkanku.
        
     “Tidak disangka, aku menemukan boneka bagus untuk Fitri,” guman anak itu.
      
    Sejam kemudian. Aku tidak tahu yang terjadi dengan diriku. Yang aku tahu, aku sudah berada di sebuah rumah yang dipenuhi banyak anak-anak. Anak kecil penghuni panti asuhan menyambutku dengan riang.
     
     "Selamat ulang tahun Fitri,” ujar Gomes. Anak laki-laki itu mengulurkanku untuk Fitri.
     
    Fitri sangat ceria. Dia nampak takjub melihatku. Yah. Aku boneka ulang tahun yang lecek dan sudah dibuang ini ternyata membuat Fitri amat berharga.

     Fitri memeluk Gomes dan mengucapkan terima kasih. Ia sangat senang dengan hadiah itu.
  
  "Ah,itu hanya boneka yang kutemukan digudang sebelah, tak perlu kau begitu, aku tak bisa memberimu barang bagus untuk ulang tahunmu,”
 
   “Tidak apa-apa Gomes, apapun pemberianmu aku suka, aku suka,” teriak Fitri. Ia memutar tanganku. Ia berjingkrak-jingkrak dan mengajak teman-temannya bermain. Aku juga diajaknya bermain. Teirma kasih Tuhan. Sepertinya aku tidak sedih lagi. Aku ini meskipun seperti ini ternyata membuat bahagia seorang anak seperti Fitri.