Aku hanya bisa menangis. Di tempat gelap itu. Aku
sendiri. Aku berjalan terseok-seok dan hanya menatap ke jendela luar yang
kusam. Kadang-kadang aku hanya berbicara sendiri dengan rintik hujan. Kenapa
nasibku seperti ini. Aku hanya diejek oleh tikus-tikus dan juga kadal yang
menghuni rumah gudang itu.
“Mati saja kau,..tidak ada gunanya kau hidup,
mandang kamu saja, buat kami sumpek di sini,” kata tikus sambil terkekeh dan
seolah mengusir aku.
Aku menudukkan wajahku. Aku beringsut masuk
ke lemari tempatku. Lemari tua dan patah kakinya. Lemari miring itu adalah
tempat tinggalku. Kaca yang retak adalah temanku.
Aku hanya bisa menangis.
Minggu itu. Aku terkejut. Ada yang membuka pintu gudang itu. Tikus-tikus lari ketakutan. Mereka sembunyi di lobang-lobang. Sementara itu, aku melihat anak kecil laki-laki memakai topi pet. Baju anak itu lusuh dan beberapa ada yang sobek. Anak itu menatap ke lemari dan aku tercengang. Anak itu menatap ke arahku. Ia lalu tersenyum. Anak itu menghampiri lemari itu. Aku tidak bisa lari. Anak itu mengulurkan tangannya dan mencengkeramkanku.
“Tidak disangka, aku menemukan boneka bagus untuk Fitri,” guman anak itu.
Sejam kemudian. Aku tidak tahu yang terjadi dengan diriku. Yang aku tahu, aku sudah berada di sebuah rumah yang dipenuhi banyak anak-anak. Anak kecil penghuni panti asuhan menyambutku dengan riang.
"Selamat ulang tahun Fitri,” ujar Gomes. Anak laki-laki itu mengulurkanku untuk Fitri.
Fitri sangat ceria. Dia nampak takjub melihatku. Yah. Aku boneka ulang tahun yang lecek dan sudah dibuang ini ternyata membuat Fitri amat berharga.
Fitri memeluk Gomes dan
mengucapkan terima kasih. Ia sangat senang dengan hadiah itu.
"Ah,itu hanya boneka yang kutemukan digudang sebelah, tak perlu kau begitu, aku tak bisa memberimu barang bagus untuk ulang tahunmu,”
“Tidak apa-apa Gomes, apapun pemberianmu
aku suka, aku suka,” teriak Fitri. Ia memutar tanganku. Ia
berjingkrak-jingkrak
dan mengajak teman-temannya bermain. Aku juga diajaknya bermain.
Teirma kasih Tuhan. Sepertinya aku tidak sedih lagi. Aku ini meskipun
seperti ini ternyata
membuat bahagia seorang anak seperti Fitri.