Malaikat Hitam Berhati Putih

Namaku Nanda. Aku baru saja tinggal di Belanda. Sebelumnya, aku bertempat tinggal di Indonesia, tepatnya di Jakarta. Umurku masih 10 tahun. Aku pindah ke Belanda karena Ayah berpindah tempat kerja disana. Aku tinggal di komplek perumahan bernama Een Mooie Regenboog.
Yang artinya Pelangi yang Indah. Disini, aku belum mendapatkan teman. Padahal, aku sudah cukup pandai berbahasa Belanda. Hanya saja, aku malu untuk memperkenalkan diri kepada mereka.

Pada saat Minggu pagi, aku mendengar suara anak perempuan yang memanggilku dari luar. Aku menatap ibu. Dari tatapan ibu, aku yakin bahwa ibu mengatakan aku harus menghampirinya. Saat keluar, aku melihat seorang anak perempuan sebaya denganku, dengan wajah yang cantik, rambut berwarna pirang, dan bola mata yang berwarna biru. Cantiknya. Dia mengatakan kepadaku bahwa dia mengajakku untuk bermain bersama anak perempuan yang lain, di lapangan. Ku artikan saja yaa.

“Hai! Namaku Arabelle, panggil aku Belle. Maukah kau bermain Lompat tali bersamaku dan yang lainnya?” tanya Belle.

“Hai juga! Namaku Nanda. Tentu saja aku mau bermain. Sebentar ya, aku berganti baju” aku segera lari menuju lantai 2, menuju kamarku. Aku mengenakan T-shirt berwarna biru, bergambar piano, celana pendek hitam, dan sepatu Sneakers. Setelah pamit, aku segera menuju lapangan bersama Belle menggunakan sepeda kami masing-masing. Setelah sampai, aku melihat banyak anak perempuan bermain karet.

Tiba-tiba, aku merasa bahwa aku berbeda. Mereka sudah saling kenal, tidak sepertiku yang belum mengenal mereka sama sekali. Aku melihat, Belle berbicara dengan yang lain. Aku hanya menunggu. Setelah selesai bicara, Belle memanggil.

“Perkenalkan dirimu, mereka ingin kenal dengan kau.”

Aku segera mengenalkan diri.

“Namaku Nanda. Aku baru saja pindah ke Belanda. Semoga kita bisa berteman.” Salamku.

Yang lain mengelilingiku.

“Namaku Victoria. Panggil aku Vic.” Sapa anak berambut hitam panjang.

Aku tersenyum.Yang lain juga mengenalkan diri.

“Namaku Krystal.”

“Namaku Amber.” Sapa anak berambut pendek coklat.

Kupikir, dia laki-laki. Setelah kuamati, dia perempuan. Ah, senangnya diriku bisa mendapat teman. Kami bermain dengan girangnya. Aku sekelompok dengan Mia, Amber, Jessica, dan 3 orang lainnya.

Pukul 11.30, kami pulang ke rumah masing-masing untuk makan siang. Sesampainya di rumah, aku menceritakan semuanya kepada Ayah dan Ibu dengan senang. Ayah dan Ibu hanya tersenyum. Pukul 13.00, Amber mengirim SMS.

“Hai Nanda! Aku ingin bilang, bahwa, teman-teman, akan datang ke rumahmu pukul 3 sore. Kami ingin kenal lebih dekat dengan kamu. Semoga kamu tidak keberatan ya.” Aku senang.

Pukul 3 sore, seperti janjinya, Amber dan kawan-kawan datang kerumahku. Aku menyambutnya dengan gembira. Setelah diperbolehkan masuk, kami segera menuju Taman Belakang, untuk bermain-main.
                                                                      
Cerpen Karangan: Ayusha Reva Alvira